Gunungkidul DIY, Poskini.com — Reog klasik Gagak Rimang keluar kandang hibur warga sekitar, group seni reog klasik tersebut sedot pengunjung saat meriahkan perayaan Perti Bumi Rasulan (dalam istilah jawa), acara Perti bumi tersebut digelar warga Padukuhan Bulurejo, Kalurahan Monggol, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada (26/5/2025), Senin Pon (dalam hitungan jawa).
Menurut tokoh masyarakat setempat yang enggan disebut namanya menyampaikan, acara adat Perti bumi ini di gelar setiap tahun sekali, dipilh pada hari senin pon (dalam perhitungan jawa). biasanya di pilih pada bulan Dzulhijjah, jawa menyebutnya bulan Besar (dalam istilah jawa), tapi pada bulan Dzulhijjah atau bulan besar pada tahun ini 2025 tidak ada hari senin pon, pon merupakan pasaran (rangkepan) hari senin, maka kemudian di majukan pada bulan ini, Dzulkaidah (selo) dalam penyebutan jawa.
Kena apa harus senin pon yang dipilih untuk pelaksanaan Perti bumi ini, menurut sejarah turun temurun senin pon merupakan cikal bakal hadegking Padukuhan Bulurejo ini,
"Maka pelaksanaan Perti bumi ini setiap tahun diadakan pada hari senin pon. selain memperingati hadegking Padukuhan, ritual ini juga sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Sang Pencipta atas nikmat yang diberikan, " katanya.
Lebih lanjut ia sampaikan, warga Padukuhan Bulurejo ini mayoritas petani, maka Perti bumi ini mengandung makna, pertama sebagai rasa ungkapan syukur kepada TUHAN pencipta semesta atas segala nikmat yang di berikan, kedua sebagai simbul kepada kita untuk selalu merawat bumi, dimana hasil yang kita nikmati ini berasal dari bumi, bumi yang kita tempati ini selalu memberikan welas asihnya kepada kita, bumi kita cangkul, bumi kita kotori, tapi tetap memberikan asihnya kepada kita,
"Maka kata Perti Bumi ini berasal dari kata jarwa dosok, Perti: merawat. Bumi tanah atau alam. artinya mengingatkan kita bagaimana agar selalu merawat alam ini, karena ketika alam ini tidak di rawat akan menjadi sumber bencana," tuturnya.
Acara ritual adat Perti Bumi di Padukuhan Bulurejo sekitar 200 ingkung disajikan, selain di meriahkan dengan reog klasik Gagak Rimang juga di suguhkan seni Karawitan Mojo Laras yang terdiri dari Ibu-Ibu PKK sebagai penabuhnya. akhir dari puncak acara adat tersebut di gelar pagelaran wayang kulit.
Dalam sambutanya Dukuh Padukhan Bulurejo Samsudi menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada warga, berkat kekompakan dalam penyelenggaraan sehingga acara berjalan sesuai harapan.
Sementara itu dari Pamong Kalurahan Monggol Bayu Dwiatmaka yang merupakan Carik Kalurahan Monggol dalam sambutanya mengucapkan selamat atas terlaksananya acara ini,
"Semoga kedepan warga masyarakat Bulurejo semakin sukses dan mendapatkan hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya," harapnya.
Selain itu dari perwakilan IKMB (ikatan keluarga Monggol Bulurejo) yang berada di perantauan memberikan suport atas pelaksanaan acara ini, Maryoto menyampaikan,
"Anak cucu kita yang mengais rizki di perantauan akan selalu suport di kampungnya, baik dalam bentuk sosial maupun lainya," kata dia.
( Mbah Pri )